Senin, 28 Maret 2011

~~,:: Menyelami Ayat ayat hati::,~~


            Memahami hati ibarat menyelami samudra tanpa tepi, 
sebab, hati bergejolak tanpa henti.. hanya saja, gejolak itu adakalanya gejolak nuansa keimanan yang membawa kedamaian, ketenangan dan kebahagiaan atau gejolak yang semakin memperkeruh dan membuat hati semakin gelap..

Hati itu bagai lautan yang dalam tanpa dasar ketika kita menyelam kedalam tak terlihat dasarnya, yang ada hanyalah kegelapan di sekelilingnya, maka dari itu membutuhkan cahaya, bukan api berkobar yang dapat membakar. Akan tetapi pelita yang dapat menerangi dalam kegelapan …yaitu iman

            Menurut islam, hati adalah pangkal atau pusat perasaan batin manusia yang lembut yang ma’rifat kepada Allah swt dan menerima hidayahNya. Jika hati hamba telah terpaut kepada Allah, maka ia mencintai segala yang mendekatkan diri kepadaNya serta semakin menambah kedekatan. Ia selamanya lebih mencintai Allah. Tiada cinta yang menyamai cinta tersebut. ia hanya mencintai Allah dan mencintai karena-Nya...


            Selain itu, hati adalah kunci segala kebaikan dan kunci segala keburukan amal perbuatan manusia. Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam hadist :

           Sesungguhnya dalam diri manusia ada segumpal darah (hati), apabila hati itu baik maka baik pula seluruh diri dan amal perbuatan manusia dan apabila hati itu rusak maka rusaklah seluruh diri (amal perbuatan manusia tersebut), ingatlah ia adalah hati .“
            (shahih Bukhori dan shahih Muslim dari Nu’man ibnu Basyir ra dari Rasulullah saw)

            Hati adalah sesuatu yang paling dekat namun sulit dimengerti, paling jelas namun sulit dipahami. Setiap manusia dapat merasakannya tapi tidak dapat menjelaskannya.,,

            Hati adalah perbendaharaan yang hanya bisa dibaca oleh pemiliknya, dan ketenangan batin adalah cahaya yang bersinar dalam kegelapan, mata air yang memancar ditengah gurun pasir, dan perbendaharaan yang berada dalam rumah yang ditinggalkan pemiliknya.,,

            Hati yang jujur adalah hati yang tidak pernah mengingkari kesalahan sebagai kebenaran, keburukan sebagai kebaikan, kemaksiatan sebagai amal shaleh, dst. Karena pada awalnya, setiap hati manusia ketika dia melakukan perbuatan salah atau dosa, maka sebenarnya hati itu merasa tidak tenang. Hati itu berbisik kepadanya bahwa perbuatan yang dilakukannya adalah perbuatan yang salah. Hal ini dialami setiap orang yang masih tetap dalam fitrahnya, karena fitrah manusia adalah suci. Kemudian apabila perbuatan dosaitu terus dilakukan berkali-kali dan terus-menerus maka hati tersebut akan terbiasa dan tidak bias jujur lagi...


            Hati yang masih dalam fitrahnya juga akan merasakan keberadaan Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam semesta, termasuk dirinya. Hal itu juga dialami Nabi Ibrahim ketika mencari siapa Tuhannya. Hati Nabi Ibrahim merasa bahwa kehidupan didunia ini tidak mungkin berjalan dengan sendirinya melainkan harus ada Tuhan yang mengatur segalanya. Lalu Nabi Ibrahim mulai mencari Tuhannya.
            Pertama kali Ibrahim berkata bahwa bintang-bintang di langit adalah Tuhannya, kemudian Ibrahim melihat bulan yang muncul, dia menganggap itu Tuhannya. Namun ketika matahari muncul dengan sinarnya yang lebih terang, Ibrahim beralih menganggap matahari itu Tuhannya. Tetapi ia beranggapan semua itu tidak mungkin, karena Tuhan pasti akan selalu ada, tidak mungkin muncul dan tenggelam layaknya bintang, bulan dan matahari.
            Nabi Ibrahim adalah salah satu contoh yang disebutkan dalam Al qur’an, setiap hati manusia yang pada fitrahnya juga akan memikirkan hal yang sama. Namun apabila suara hati ini tidak dibina dan di pupuk dengan pengetahuan hidayah Allah swt, maka lama kelamaan akan mengecil dan semakin tidak terdengar. Sebagaimana hati orang yang sejak kecil tumbuh dan hidup dilingkungan yang tidak mengenal Allah swt.
            Juga apa yang dirasakan oleh kejujuran hati Rasulullah saw, dikarenakan beliau adalah seorang nabi yang maksum, tidak pernah berbuat maksiat ataupun salah. Atas bimbingan Allah swt, Rasulullah saw tidak pernah mendustakan suara hatinya yang suci dan penuh hidayah. Sebesar apapun kebenaran Allah swt, akan menjadi kata hati Rasulullah saw dan beliau akan tetap mempercayainya sebagai kebenaran, teutama kebenaran dan keyakinan yang berhubungan dengan kekuasaan dan kebesaran Allah swt.
Oleh karena itu,kita harus dapat menjaga hati dari penyakit-penyakit yang dapat merusaknya dan membuat hati kita menjadi hitam dan gelap.

            “ Hati adalah raja, dan seluruh tubuh adalah pasukannya
            Jika rajanya baik, Maka baik pula pasukannya..”
(Ibnu Zayyim) 

“Ketika hati diperbaiki maka dosa-dosa besar terampuni… 
dan jika seorang hamba bertekad meninggalkan dosa, maka ia akan diliputi hati yang selalu terjaga.
Jangan lupa, bahwa kemewahan dunia akan menyibukkan hati dari memikirkan akhirat… setiap nikmat yang tidak menjadikanmu dekat dengan Allah maka sebenarnya itu adalah bencana.”

Tidaklah mentari bersinar di pagi hari melainkan pada hari itu nafsu dan ilmu akan menghampiri penuntut ilmu, lalu keduanya saling bertarung dalam dadanya dengan dahsyatnya… jika ilmunya mengalahkan nafsunya maka hari itu adalah hari keberuntungannya… tetapi jika nafsunya yang mengalahkan ilmunya maka hari itu adalah hari kerugiannya..

jaga selalu hatimu, karena hati adalah pangkal segala kebaikan dan keburukan yang ada pada diri manusia...^_^'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

(¯`*•.¸ ♥..Langit Hati Sabrina..♥¸.•*´¯)

♫•*¨*•.¸

Cintailah seseorang tanpa melihat, tanpa mendengar..
Cintailah ia dengan hati seutuhnya rasa..

Sebab bila mencintai dengan pandangan,
disaat ia buyar bisa saja cinta itu pupus..

Bila mencintai dengan pendengaran,
disaat tak terdengar bisa saja cinta itu hilang..

Lain halnya degan hati yang memilih seutuh rasa,
maka ia akan abadi sebab cintanya terlahir dari tahta Ilahi Robb..


Mencintailah karna_Nya & di Cintai karna_Nya

¸.•*¨*•♫


“Lelaki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung.

Jika dua sayap sama kuatnya,

maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya,

jika patah satu dari pada dua sayap itu,

maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.”


(Bung Karno)

♥♫•*¨*•.¸..." Tidak serta merta ketika kita mengatakan cinta sesuatu karna Allah, melainkan Allah mendengar lalu menguji cinta, apakah cinta itu benar-benar karna Allah atau karna nafsu dunia belaka, barangsiapa karna dunia saja maka cinta yang didapat hanya semu belaka sedangkan cinta yang dilandasi karna Allah maka akan hakiki karna cinta yang dilandasi kepada sang Maha Pemberi Cinta

( akhwatul iman ) "¸¸.•*¨*•♫♥

Ibrahim berkata, aku pernah bertanya kepada Fudhail bin Iyadh: “Apa rendah hati itu?” Ia menjawab: “Tunduk dan patuh kepada kebenaran. Walaupun engkau mendengarnya dari seorang anak kecil, engkau tetap harus menerima kebenaran itu. Walaupun engkau mendengarnya dari orang yang paling bodoh, engkau harus menerima kebenaran itu juga.” Lalu aku bertanya kepadanya: “Apa arti sabar terhadap musibah itu?” Ia menjawab: “Tidak menyebarluaskannya.

(Hilyatul Auliyaa 8/91)



Al haqquminallah wa khoto mini

( Kesempurnaan datangnya dari Allah dan kekurangan datangnya dari saya pribadi )

“Unzhur mâ qâla wa lâ tanzhur man qâla.”

(Prhatikanlah apa yang dikatakan dan janganlah kau prhatikan siapa yg mngatakan)



Syukron yaa,, telah sudi berkunjung di blog saiyah yang sederhana ini,,..

Afwan,, kaloo masih ada kekurangan dalam blog saiyah ini, karna saiyah adalah hamba-Nya yang tak lah sempurna dan masih belajar.,so,.. kesempurnaan tak lah nampak kalo tak ada yang namanya kekurangan,..

Semoga blog saiyah ini bermanfaat untuk semuanyaa,, saling berbagi ilmu iyaahhh...’(。✿‿✿。)