Minggu, 03 April 2011

¸¸.•*¨*•♫♥ What i think of about akhwat..?? ♥♫•* *.•.¸¸

Akhwat…akhwat..akhwat. Kata itu mulai aku kenal saat aku masuk kuliah. Bagiku mereka sangat berbeda denganku. Mereka begitu saklek dengan aturan-aturan Islam. Tidak boleh begini, tidak boleh begitu, harus ini, harus itu. Hal yang tidak mau aku ikuti, karena bagiku hal itu masih dalam tahap yang wajar.

Hal-hal itu adalah harus memakai jilbab hingga menutupi dada, tidak boleh memperlihatkan lekuk tubuh, tidak boleh berbicara dengan lawan jenis dengan menatap mata, tidak boleh berboncengan dengan lawan jenis.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, aku berteman dengan mereka, mengenal cara sholat berjamaah yang baik dan hal-hal yang lain. Aku merasakan sesuatu hal yang berbeda dengan mereka, sesuatu hal yang menghangatkan jiwa. Sesuatu hal yang tidak pernah aku alami sebelumnya. Namun untuk total menjadi mereka aku belum siap.

Semua hal-hal yang tidak mereka lakukan karena dilarang dalam agama ternyata memiliki sisi positif. Dan aku mulai menyadari bahwa Islam itu memang indah. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, aku sadar bahwa aku masih jauh dari mereka. Aku ingin mencontoh tindak tanduk mereka, karena sikap mereka sungguh anggun, benar-benar anggun. Menyejukkan jiwa bagi orang yang menyadari betapa terkontrol semua tindakan mereka. Terkontrol dengan norma agama yang mereka anut.

Dan saat aku mendengar mereka bercerita bahwa sebenarnya dalam Islam tidak ada pacaran, maka sontak aku kaget. Bagaimana mungkin tidak ada pacaran?? Bagaimana aku bisa mengenal pribadi pendamping hidupku jika aku tidak melalui proses pacaran. Namun, jawaban kembali diberikan oleh sang waktu. Waktu menjawabnya dengan berbagai pengalaman dan kejadian yang aku lalui selama aku menempuh pendidikan dan organisasi yang aku ikuti. Ternyata pacaran lebih banyak memberi segi negative daripada segi positif.

Mereka mengajariku bagaimana proses meminang dalam islam. Waktu kembali memberi jawaban padaku. Aku datang ke pernikahan temanku ( ikhwan ). Aku menyadari bahwa kualitas dua orang temanku yang menikah itu terjamin. Secara, mereka belum pernah pacaran, belum tersentuh oleh lawan jenis dari masing-masing. Dari segi agama mereka pasti sudah baik dan mereka juga akan membina keluarga dengan mencontoh tuntunan mereka yaitu Nabi Muhammad SAW, dan apa yang telah ada di dalam firman Tuhannya, karena masing-masing dari mereka telah memahami Al-Qur’an.

Dan saat aku bertanya “Haruskah ikhwan menikah dengan akhwat dan sebaliknya?” jawaban yang keluarpun cukup sederhana dan pasti yaitu “Menurut saya tidak ada kaidah seperti itu. Hanya saja seorang pasti akan menikah dengan orang yang seVISI dengan dia. agar kapal rumah tangganya nanti bisa sempai ke tempat tujuan. coba bayangkan jika dalam 1 kapal kapten kapal mau ke utara, tapi ada asisten kapal yang mau melajukan kapal ke selatan. jadi ketika memilih pasangan hidup jangan memilih DENGAN SIAPA? atau tapi yang dikedepankan adalah VISI. baru setelah itu VISI, kita cari orang yang Sama dengan VISI kita. jadi Visi no 1, baru Orangnya.

Tidak sedikit juga ikhwan yang menikah dengan bukan akhwat, tapi karena perjuanagan ikhwan itu, yang bukan istrinya berubah jadi akhwat yang taat”.

Sekali lagi betapa indah agamaku ini. Dan aku mulai berpikir, akankah aku mendapatkan seseorang dengan kualitas terjamin seperti mereka??atau hanya dari golongan mereka yang akan mendapatkan orang dengan kualitas terjamin??

*********
wp
Semoga bermanfaat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

(¯`*•.¸ ♥..Langit Hati Sabrina..♥¸.•*´¯)

♫•*¨*•.¸

Cintailah seseorang tanpa melihat, tanpa mendengar..
Cintailah ia dengan hati seutuhnya rasa..

Sebab bila mencintai dengan pandangan,
disaat ia buyar bisa saja cinta itu pupus..

Bila mencintai dengan pendengaran,
disaat tak terdengar bisa saja cinta itu hilang..

Lain halnya degan hati yang memilih seutuh rasa,
maka ia akan abadi sebab cintanya terlahir dari tahta Ilahi Robb..


Mencintailah karna_Nya & di Cintai karna_Nya

¸.•*¨*•♫


“Lelaki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung.

Jika dua sayap sama kuatnya,

maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya,

jika patah satu dari pada dua sayap itu,

maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.”


(Bung Karno)

♥♫•*¨*•.¸..." Tidak serta merta ketika kita mengatakan cinta sesuatu karna Allah, melainkan Allah mendengar lalu menguji cinta, apakah cinta itu benar-benar karna Allah atau karna nafsu dunia belaka, barangsiapa karna dunia saja maka cinta yang didapat hanya semu belaka sedangkan cinta yang dilandasi karna Allah maka akan hakiki karna cinta yang dilandasi kepada sang Maha Pemberi Cinta

( akhwatul iman ) "¸¸.•*¨*•♫♥

Ibrahim berkata, aku pernah bertanya kepada Fudhail bin Iyadh: “Apa rendah hati itu?” Ia menjawab: “Tunduk dan patuh kepada kebenaran. Walaupun engkau mendengarnya dari seorang anak kecil, engkau tetap harus menerima kebenaran itu. Walaupun engkau mendengarnya dari orang yang paling bodoh, engkau harus menerima kebenaran itu juga.” Lalu aku bertanya kepadanya: “Apa arti sabar terhadap musibah itu?” Ia menjawab: “Tidak menyebarluaskannya.

(Hilyatul Auliyaa 8/91)



Al haqquminallah wa khoto mini

( Kesempurnaan datangnya dari Allah dan kekurangan datangnya dari saya pribadi )

“Unzhur mâ qâla wa lâ tanzhur man qâla.”

(Prhatikanlah apa yang dikatakan dan janganlah kau prhatikan siapa yg mngatakan)



Syukron yaa,, telah sudi berkunjung di blog saiyah yang sederhana ini,,..

Afwan,, kaloo masih ada kekurangan dalam blog saiyah ini, karna saiyah adalah hamba-Nya yang tak lah sempurna dan masih belajar.,so,.. kesempurnaan tak lah nampak kalo tak ada yang namanya kekurangan,..

Semoga blog saiyah ini bermanfaat untuk semuanyaa,, saling berbagi ilmu iyaahhh...’(。✿‿✿。)